Sedikitnya 13 rumah di pemukiman Tambak Lorok yang berada di RT 01 RW 15, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, rusak akibat tersapu ombak akibat tanggul penahan gelombang pasang di wilayah itu jebol. Tanggul penahan gelombang air laut di Tambaklorok jebol pada Minggu (6/12/2020) malam. Untuk meringankan beban masyarakat terdampak, Politeknik Bumi Akpelni melalui Pembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian masyarakat (LP3M) bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Indonesia National Shipowner Association (INSA) Kota Semarang memberikan bantuan.
Direktur Politeknik Bumi Akpelni, Capt Cahya Fajar Budi Hartanto, yang ikut turun langsung di lapangan menyampaikan empati dan mendukung nelayan untuk segera bangkit setelah tertimpa musibah.
“Harapan dari kegiatan ini, masyarakat memiliki gairah baru lagi untuk kembali melaut setelah keadaan aman kembali. Sebab, beberapa waktu lalu mereka memang tidak tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya,” kata Cahya Fajar, kemarin.
Lebih lanjut dikatakan bahwa aktivitas semacam ini dapat mengetuk kalangan lembaga sosial dan masyarakat lain melakukan hal serupa. Tujuannya, demi membantu sesama manusia yang terkena musibah. Terlebih kini dalam kondisi pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut diserahkan beras, gula pasir, kopi, minyak goreng, mie instan, sabun mandi, dan deterjen sebanyak 100 paket. Selain itu dikucurkan dana sebesar Rp 7.500.000, membantu perbaikan dermaga yang rusak parah. Selain itu, penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan upaya memutus rantai Covid-19 pasca bencana oleh tim medis yang memiliki kerja sama dengan Politeknik Bumi Akpelni menjadi pelengkap kegiatan. Disebutkan donasi berasal dari kampus Politeknik Bumi Akpelni dan masyarakat yang ikut peduli. Adapun pelaksanaan teknis pembagian bantuan mendapat dukungan DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia(KNTI) Kota Semarang yang diketuai Slamet Ari Nugroho.